Apa sebabnya Tempe Bongkrek sangat beracun ?
Sudah banyak korban meninggal karena makan tempe
bongkrek. Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa, yang diperoleh dari sisa
pembuatan minyak kelapa, sisa pembuatan dodol, atau bungkil kelapa dari pabrik.
Dari kandungan nutrisi, tiap 100 gram tempe bongkrek
bernilai 119 kalori, kandungan proteinnya 4,4 gram, lemak 3,5 gram, karbohidrat
18,3 gram, kalsium 27 milligram, fosfor 100 milligram, zat besi 2,6 milligram,
itu juga mengandung vitamin B1 0,08 milligram.
Tempe Bongkrek mengandung racun yang mematikan
Tempe bongkrek mematikan karena ter-kontaminasi oleh
sejenis bakteri yang tumbuh lebih cepat daripada kapang bongkrek. Bakteri yang
mengeluarkan racun itu adalah : Pseudomonas
cocovenenans ( cocovenenans artinya racun dari kelapa ). Yang pertama kali
mempelajari penyebab keracunan tempe bongkrek adalah: Mertens dan van Veen dari
Institut Eijkman. Bakteri bongkrek hanya dapat tumbuh pada tempe bongkrek dan
membentuk racun jika bahan dasar tempe adalah kelapa parut, ampas kelapa atau
bungkil kelapa, sedangkan tempe dari kedele atau oncom dari bungkil kacang
tanah tidak beracun walaupun ditulari bakteri itu. Namun bungkil kacang tanah
yang belum diberi ragi oncom, bisa beracun jika ditulari bakteri itu. Tempe
bongkrek yang dibuat dari bungkil kelapa pabrik jarang ditumbuhi bakteri
mematikan itu karena kadar lemaknya rendah. Tempe bongkrek yang terbuat dari
kelapa parut dan ampas kelapa sisa perasan penduduk sendiri sering ditumbuhi
bakteri itu karena masih mengandung banyak lemak.
Bakteri Pseudomonas
cocovenenans bila tumbuh pada ampas kelapa akan memproduksi racun
toxoflavin dan asam bongkrek. Kedua racun itulah yang mematikan pemakan tempe
bongkrek. Asam bongkrek adalah racun yang tidak berwarna. Toksoflavin
antibiotik yang berwarna kuning, tampak jelas jika tempe bongkrek
terkontaminasi racun itu. Asam bongkrek daya toksisitasnya lebih tinggi
dibanding toksoflavin.
Bongkrekic Acid
3-Carboxymethyl-1,7
methoxy-6,18,21-trimethyldocosa-
-2,4,8,12,14,18,20
heptaenedioic Acid.
Toxoflavin
1,6 Dimethylpyrimido(5,4-e)-as-triazine-5,7(1H,6H)-dione
Asam bongkrek bekerja secara akumulatif dan akan
menyebabkan kematian mendadak setelah racunnya terkumpul didalam tubuh, racun
itu tidak mudah diinaktifkan atau didetoksifikasi maupun diekskresi oleh tubuh.
Didalam tubuh asam bongkrek menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah
akibat mobilisasi glikognen dari hati dan otot. Setelah glikogen
dalam otot dan hati habis segera gula dalam darah dihabiskan juga sampai yang
keracunan meninggal.
Apakah bakteri Pseudomonas Cocovenenans itu?
Burkholderia gladioli
(atau lebih dikenal dengan nama lama Pseudomonas
cocovenenans) adalah bakteri tanah yang bertanggung jawab atas keracunan pada bahan pangan,
khususnya di Asia Timur dan Asia
Tenggara. Bakteri ini menyukai medium yang banyak mengandung asam lemak
dan dikenal berbahaya karena dapat mengontaminasi tempe bongkrek
dan menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin.
Berdasarkan penelitian filogenetik
diketahui bahwa P. cocovenenans lebih
pantas masuk dalam genus
Burkholderia.
Usaha pencegahan timbulnya racun pada Tempe Bongkrek
Usaha-usaha untuk menghindari timbulnya racun pada
pembuatan tempe bongkrek:
- Dengan penambahan kapang / jamur Monilla sitophila sebagai pengganti kapang bongkrek, bila terkontaminasi dengan bakteri bongkrek atau Pseudomonas cocovenenans tidak terbentuk racun, namun bukan tempe bongkrek yang dihasilkan melainkan oncom.
- Dengan penambahan antibiotik Aureomycin dan Terramycin untuk mencegah pertumbuhan Bakteri bongkrek namun karena mahal tidak digunakan lagi.
- Dengan penambahan daun calincing atau Oxalis sepium yang sering digunakan untuk membuat sayur asam, daun calincing ini selain dapat menghambat pertumbuhan bakteri bongkrek, juga merupakan antidotum (penawar racun) keracunan asam bongkrek, sayang penambahan daun segar pada pembuatan tempe bongkrek ini menyebabkan timbulnya warna hijau, dan rasanya agak asam, sehingga kurang disukai.
- Dengan penambahan garam dapur ( NaCl ) 1,5 – 2 % pada ampas kelapa, juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri bongkrek, sehingga bisa mencegah pembentukan asam bongkrek.
(Berbagai Sumber)